Walau Tidak Sungguh

 Hai, Tuan, bagaimana keadaan jiwamu?
Semoga semuanya seimbang.
Sudah lama tidak menyapamu di tengah malam seperti ini. Bukan karena saya sibuk. Tapi, saya hanya lagi memberi jeda.

Tuan, saya membencimu. Walau itu tidak sungguh.
Tuan, mari berselingkuh. Itu juga tidak benar-benar sungguh. Karena saya akan tetap berdiri di belakang garis kuning. Batas paling aman untuk mengasihi tuan.
Tuan, mari kita berpelukan sekali saja ketika salah satu dari kita harus pergi. Ini keinginan saya yang sungguh.
Karena jika salah satu dari kita yang pergi, tidak ada alasan lagi untuk sekadar berjabat tangan atau mengintip dari celah pintu.

Tuan, selamat malam. Semoga kau kuat menjalani hidup. 



Komentar