Taxi

Karena hari sudah larut, aku memilih taxi untuk pulang kerumah.
Ada suasana yang tercipta saat itu.
Aku kembali teringat saat kita berada dalam satu taxi.
Kala itu kita sepakat untuk pulang bersama dan bertemu di tempat pertama kali kita bertemu.
Mungkin kita sama-sama lelah. Tidak banyak percakapan yang terjadi. Aku hanya tertawa kecil menanggapi cerita cerita mu. Ketika hening tercipta, otak konyolku bekerja dengan cepat.
Aku memilih untuk memejamkan mata, toh kamu tahu kan rumahku dimana.
Mungkin kamu kira aku tertidur. Tapi ternyata tidak. Aku hanya memejamkan mata. Aku ingin tahu apa yang akan kamu lakukan terhadapku.
Sampai pada saat mobil kita mendekati rumah ku. Kita kelewatan dari gang yang seharusnya.
Dalam hati aku hanya tersenyum.
Semakin dekat dengan rumah ku, aku semakin berdebar, ingin tahu bagaimana cara mu membangunkanku.
Lagi-lagi aku hanya pura-pura lelap.
Sampai tepat di depan rumahku, aku juga blm membuka mataku.
Sekali lagi aku menunggu reaksi mu.
Lalu tanganmu menyentuh bahu ku dengan lembut. Menepuknya beberapa kali dan berkata "sudah sampai" hingga aku menyudahi lelapku.

Diorama, mungkin kelak tidak dengan cara itu kamu membangunkanku.

Komentar