Kotak hitam

Hari itu kamu memintaku untuk menemuimu di tempat pertama kita bertemu.
Kita berbincang, lebih tepatnya aku mendengarkan. Karena seperti biasa kamu yang lebih banyak bercerita.
Mungkin cerita mu sudah habis untuk saat itu. Aku memperhatikanmu dengan seksama. Ada tingkah aneh yang kamu timbulkan, ada senyum malu yang kamu buat, ada wajah merona yang muncul ketika itu.
Aku ingin bertanya, tapi tidak keluar dari mulutku. Tapi jika kau memgerti aku, mataku mengeluatkan tanya yang menggelitik.
Ada apa denganmu?
Aku diam saja seraya terus memperhatikan tingkah mu.
Lalu, kamu mengambil sesuatu dari saku baju mu. Yang ternyata sebuah kotak. Kotak kecil berwarna hitam.
Tiba-tiba aku teringat akan tulisanku yang berjudul "Diorama Senja". 5 buah kotak hitam milik senja, dan 1 kotak hitam milik Diorama yang akan di berikan kepada senja. Pertanda apakah ini?
Tak ku sadari ternyata aku larut dalam lamunanku. Diorama yang duduk di hadapanku mencoba membawaku kembali ke dunia nyata dengan menepuk2 tanganku.
Aku kaget dan tersenyum. Dia menyodorkan kotak hitam itu.
Aku kegirangan hampir berteriak senang. Tapi dia segera mencegahku, karena akan mengganggu orang -orang yang berada di sekitar kami.
Aku goyang kotak tsb. Dan aku ingin membuka di hadapannya. Tapi dia berpesan, "jangan buka sekarang. Bukanya ketika kamu sampai di rumah saja. Di pakai ya, biar jalanmu semakin mantap".

Lalu kami berpisah dengan sebuah deal yang baru lagi dengan di tanda jabat tangan.

Diorama, terima kasih untuk hadiah ini. Ini surprise. Karena sebuah ucapan yang aku tunggu di hari ulang tahunku itu tidak ada.
Aku membuka kotak hitam itu sendirian. Kamu tahu Diorama, dadaku berdegup kencang. Aku buka perlahan di satu sisi, dan mengintipnya.
Aku terkejut, seperti tersetrum. Lalu aku buka semua tutupnya. Sebuah salib duduk.
Aku bertanya-tanta sendiri. Kenapa kamu memberikanku sebuah salib? Kenapa bukan rosario yang bisa aku bawa dan aku gunakan setiap saat.
Bolehkah aku bertanya seperti itu Diorama? Bukan maksud tidak suka pemberianmu. Tapi tidak terpikir olehku ternyata kamu memilih sebuah salib sebagai hadiah.

Diorama, Aku tidak tahu apakah hadiah yang kamu berikan kepadaku sebagai penghargaan, sebagai pertanda bahwa kita punya rasa yang sama ataukah ini hanya untuk memenuhi janji yang pernah terucap.
Aku ingat pada saat ulang tahunku yang ke 29. Kamu berjanji memberikan hadiah kepadaku pada saat aku berumur 30 tahun.
Dan kamu bilang, jika kamu memberikanku hadiah berarti aku harus mengajakmu makan malam berdua.
Apapun alasanmu memberikanku hadiah itu, aku sangat berterima kasih. Dan aku menanti kapan aku harus melunasi janji ku kepadamu.

Komentar