Cerita Malam Ini

Saya baru mengetahui bahwa Jakarta di malam hari memiliki atmosfer yang sangat berbeda. Trotoar-trotoar besar dan rapi menjadi tempat berkumpul anak-anak muda dan komunitas.

Perjalanan saya dimulai dengan penuh semangat karena mendapat supir taxi online yang ceria dan semangat. Walau di balik keceriaannya ada kesedihan yang sedang ia hadapi. Menurut ceritanya ia baru putus dari kekasihnya karena diselingkuhi.

Dalam mobil kami berbicanng dan bernyanyi bersama, serta mentertawakan kebodohan kami. Mas taxi online berasal dari klaten. Berambut gondrong dengan wajah yang halus. Di balik masker yang digunakan ternyata kumis tebal bertengger di atas bibirnya. Menurut saya kumis itu mengganggu, dan saya menyarankan memotong kumisnya sebelum saya turun dari mobilnya.

Setelah urusan di mall selesai sekitar jam sembilan malam, saya menyusuri trotoar ibu kota. Saya seperti berada di kota lain. Tidak banyak orang yang berlalu-lalang, hanya beberapa orang berkelompok-kelompok. 

Sebelum memasuki trotoar ibu kota, saya bertemu manusia silver, ia diam seperti patung dekat penjual mie ayam. Begitu sulitnya mencari uang di ibu kota. Lalu saya juga bertemu dua orang remaja putri sedang membuat video di salah satu halte. Mereka berpose tanpa menghiraukan orang sekitar.

Perjalanan saya ditutup dengan pria tua bersama karung besarnya. Ia duduk dengan tatapan nanar. Mungkin sedang memikirkan nasib keluarga esok hari. Jakarta tidak pernah benar-benar tidur, kadang ia hanya beristirahat sejenak

Komentar