Hadiah Untukku
Hai Diorama,
Bagaimana keadaan jiwamu? Apakah semuanya masih dalam kendali?
Diorama, sebentar lagi usiaku akan bertambah. Ternyata aku sudah tua. Rasanya masih seperti usia 29. Entah kenapa aku ingin selalu di usia itu.
Sesungguhnya aku tidak menolak tua. Aku hanya menolak botak dam ompong. Tidak terbayang olehku, bagaimana rupaku nanti jika mulutku tidak ada penghuninya.
Diorama, saat usiaku di awal 20an. Aku ingin mati di umur 50. Tapi, sekarang aku malah takut mati. Ah... Manusia cepat sekali berubahnya.
Kau tau tidak, berapa usiaku ketika kita pertama bertemu? Ya, itu tujuh tahun yang lalu. Kau kurangkan saja usiaku sekarang dengan tujuh tahun lalu. Dan selama tujuh tahun itu aku mempermainkan perasaanku sendiri. Dan selama tujuh tahun pula, rasaku tidak pernah berubah terhadapmu.
Lalu, apa yang aku inginkan di umurku yang baru? Selain yang baik-baik untuk hidupku, aku juga ingin naskah tentangmu selesai, serta memiliki tato di tubuhku. Tapi aku takut sakit dan takut pandangan orang terhadapku.
Pasti kau bertanya, apa lagi? Aku ingin berdua denganmu di hari itu. Ke mana saja asalkan berdua. Kau tidak perlu memberikan kado apappun untukku, cukup dirimu sepenuhnya secara sadar menemaniku menghabiskan hari.
Lagi-lagi aku mempermainkan perasaanku sendiri dengan mengharapkan kehadiranmu di hari ulang tahunku sebagai hadiah. Padahal hadiah yang paling baik untuk diriku adalah berhenti mengharapkan engkau.
Komentar
Posting Komentar