Gadis kecil

Ibu tersenyum, melihatku berdiri di depan pintu. "Bagaimana keadaannya hari ini, Bu?" Kucium tangan ibu yang mulai keriput.

"Tumben kamu bawa bunga mawar. Bukankah kamu tidak menyukai mawar?" tanya ibu, menunjuk bunga yang sedang kusiapkan dalam vas.

Aku hanya tersenyum, lalu mendorong kursi roda ibu menuju taman rumah sakit.
Aku bercerita, tentang anak kecil yang menjual bunga mawar, di lampu merah dekat rumah sakit.

Anak kecil itu mengetuk kaca mobilku dan menunduk mengganti salam. Menyodorkan setangkai mawar, dan berkata "Sepuluh ribu aja, Kak."

Ibu menyentuh tanganku, menghentikan ceritaku. Menunjuk pada anak kecil bergaun nila dan wanita muda dengan kursi rodanya.

Ibu bercerita, mereka berdua adalah korban perampokan yang selamat. Kedua orang tuanya meninggal karena peristiwa tersebut.

Kakaknya depresi dan dirawat di rumah sakit ini. Gadis kecil itu setiap hari datang dengan setangkai mawar, menjenguk kakaknya. Menyuapi dan bercerita tentang banyak hal.

Gadis kecil itu tidak pernah bosan untuk bercerita, walau sang kakak hanya diam dengan tatapan kosong. Ia akan terus bercerita sambil menyisiri rambut kakaknya.

Aku termenung, mendengar cerita ibu. Air mata tidak lagi bisa ditampung. Ingin memeluk gadis kecil itu. Cintanya yang sangat besar kepada kakaknya membuat ia bertahan dalam kondisi seperti ini.

Gadis kecil itu menatap ke arah kami. Menduduk sebagai pengganti salam. Lalu tersenyum memamerkan lesung pipi yang tidak terlalu dalam.

Komentar