Aku Hanya Ingin Tidur
Tuan, aku hanya ingin tidur. Walau cuma sebentar. Tidur tanpa jeda. Tidur tanpa bermimpi atau tidur tanpa adanya apapun.
Aku cuma ingin, memejamkan mata lalu terlelap sampai mataku bosan.
Setiap mataku terpejam, bayangan-bayangan aneh bermunculan. Suara-suara seperti gumaman berebut masuk ke dalam telinga. Aku kembali terjaga, mencoba mengartikan gambar dan suara yang muncul.
Kembali aku pejamkan mata. Mengabaikan gambar dan suara yang bermunculan . Aku bernapas dengan teratur. Mulai terlelap dan mendekap.
Gambar-gambar itu bermunculan lagi. Lebih nyata dari sebelumnya. Ia berbicara. Mengeluarkan suara yang tidak aku pahami. Aku berteriak. Terbangun karena teriakanku sendiri.
Aku lihat jam, pukul 03.00. Baru dua jam tertidur, sudah kembali bangun. Aku ingin segera pagi, meninggalkan tidur yang terus-menerus terbangun.
Saat pagi tiba, selepas azan subuh. Mata dan tubuhku terasa lelah. Ingin terpejam, tapi aku takut kembali bermimpi. Mimpi yang akan membuat suasana hatiku berantakan.
Aku iri melihat orang-orang yang bisa tidur nyenyak. Mendengar mereka bercerita tentang mimpi indah, atau bahkan tidak bermimpi dalam tidurnya. Mereka melewati hari dengan ceria, sedangkan aku melewati hari dengan memikirkan, nanti malam aku akan memimpikan apa.
Tuan, mungkin aku butuh teman tidur. Tidak perlu tidur seranjang denganku. Tapi, cukup tidur sekamar denganku. Aku tidak butuh dongeng sebelum tidur. Tapi, yakinkan aku, jika esok akan baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar