Gadis kecil dan beberapa tangkai bunga Krisan

Baru beberapa hari aku pindah di kota ini, dan setiap hari aku melihat gadis kecil tertidur pulas, di ujung jalan stasiun. Terlihat sangat pulas, seolah tidak perduli dengan hiruk pikuk sekitarnya.

Aku mencoba mendekatinya, hanya untuk melihat rupanya. Dia tertidur dengan  beberapa tangkai bunga krisan, di tangannya. Kuberanikan diri untuk membangunkannya.

Kupegang bahunya, dahinya, dan tubuhnya sangat dingin.
"Dik, bangun, kenapa tidur disini?" Dia tidak bergeming. kulihat orang-orang menatap aneh kearahku. Aku menjadi panik, semakin kuat kugoncang tubuhnya. Tidak juga ada tanda-tanda, bahwa dia akan bangun.

Aku berteriak minta tolong, mereka seakan menjauh, seperti orang ketakutan.
Aku terduduk di samping gadis kecil itu.
Air mata tidak tebendung lagi.

Kurasakan sebuah tangan menyentuh bahuku. Aku menatapnya, dia jongkok disebelahku. Aku memohon kepadanya untuk membawa gadis kecil ini ke rumah sakit.

Dia menggenggam tanganku, setelah meletakan beberapa tangkai bunga krisan. Anggukan lembut darinya meyakinkan aku, untuk meniggalkan tempat itu.

"Kenapa kamu menangis di tempat itu?" tanyanya.
"Berhari-hari aku melihat gadis kecil itu tertidur dengan bunga krisan di tangannya. Saat aku hendak membangunkannya, dia tidak bergeming, badannya sangat dingin."

Kamu melihatnya?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk.
Wanita itu kembali bercerita, bahwa beberapa tahun lalu, anaknya meninggal karena kecelakaan di tempat itu.

Namanya Seruni. Sebelum kecelakaan, Seruni membeli bunga krisan sebagai hadiah ulang tahun untuk ibunya. Karena terlalu bersemangat, dia tidak berhati-hati saat hendak menyebrang jalan.

"Saya sangat terpukul atas kejadian itu, sampai saat ini, saya masih meletakan beberapa tangkai bunga di tempat itu. Mungkin orang-orang menganggap saya gila." Kata wanita itu, sebelum kami berpisah

Komentar