Wanita Malam
Aku melihat wanita duduk di bangku trotoar jalan, dekat perempatan lampu merah. Selama berbulan-bulan, semenjak kepindahanku ke kota ini.
Ia berada di situ setiap hari pada waktu malam. Pada jam yang sama, tempat yang sama, dan dengan pakaian yang sama pula.
Tak terlihat jelas seperti apa wajahnya. Ia selalu duduk, tertunduk khusyuk. Hanya bibirnya yang tampak bergerak tanpa henti.
Semua orang di daerah ini percaya akan mitos yang beredar. Seseorang akan mengalami kesedihan dan penyeselan sepanjang hidup, jika berinteraksi dengan wanita malam itu.
Wanita malam yang malang. Diacuhkan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Dianggap tidak ada walau ia nyata.
Sepertinya wanita itu tidak berbahaya. Dan juga tidak menularkan penyakit yang mematikan. Terlihat dari pakaian yang selalu bersih dan tidak pernah mengganggu orang di sekitarnya.
Aku iba padanya. Ia membutuhkan teman, tempat untuk berbagi.
Aku bisa menjadi temannya berbagi. Sekaligus, aku ingin mematahkan mitos yang beredar.
Beberapa orang menatapku aneh, beberapa lagi menatapku khawatir, dan yang lainnya, seperti memberi isyarat yang tidak kupahami. Ketika aku mencoba mendekati wanita malam itu. Berusaha duduk di sebelahnya.
Belum sempat bokongku menyentuh bangku taman itu. Mereka yang menatapku penuh isyarat tadi berteriak, jangan.
Wanita malam itu hilang dalam sekelebat pandang. Menyisakan suara decit mobil dan kerumunan orang, yang sampai kini masih terekam jelas dalam ingatanku.
Mitos itu benar. Aku tidak bisa mematahkan teori di dalamnya.
Komentar
Posting Komentar