Hubungan

Diorama mengajakku ke sebuah rumah sakit. Memintaku masuk menjenguk seseorang. Langkahku terhenti, ada ragu menyergap diri.

Ia mengangguk memberi isyatrat yang tidak bisa dibantah. Seseorang terbaring lemah tak sadarkan diri. Alat bantu hidup terpasang di sekujur tubuhnya.

Kutatap Diorama dengan banyak pertanyaan yang tak terucap. Hatiku tergetar bersama dengan tubuhku. Diorama memegangiku sebelum terjatuh lemas.

Sekali lagi kupandangi wanita yang terbaring lemah itu. Memandanginya  dengan seksama, selama beberapa menit.

Aku terkejut. Seperti pernah mengenal wanita itu.

"Siapa dia mas? Aku seperti pernah melihatnya?"

Diorama diam saja. Membelai bahuku dengan lembut. Keheningan menyergap, hanya bunyi mesin alat bantu yang menemani.

Diorama menggenggam tangan wanita itu. Bercerita tentang senja yang indah. Tentang bunga-bunga seruni yang bermekaran.

Aku diam memandangi mereka. Kuabaikan sakit hatiku melihatnya. Tak terasa air mata menetes ke pipiku dan keluar dengan segera. Tak ingin Diorama melihatnya.

Diorama menghampiriku di bangku luar. Ia memberikanku foto dari dompetnya.

"Orang yang di foto itu bernama Kemuning. Kamu tahukan, siapa Kemuning?"

Aku mengangguk, "Kemuning, adikmu, Mas? Lalu, apa hubungannya dengan wanita yang sedang dirawat?" tanyaku, dengan heran.

"Wanita itu bernama Senja. Wanita yang membuatmu marah. Wanita yang membuatmu cemburu." Tangannya menunjuk ruang rawat Senja.

"Lalu, apa hubungannya denganmu, Mas?" Nadaku sedikit tinggi. Ada kemarahan yang muncul.

"Coba kamu perhatikan lagi foto Kemuning. Kemuning dan Senja mempunyai wajah yang sangat mirip. Aku dan Senja tidak mempunyai hubungan apa-apa. Aku mengasihinya, seperti aku mengasihi Kemuning."

Aku memeluk Diorama. Meminta maaf akan kesalah pahaman ini. Aku mengerti, bahwa Diorama sangat menyayangi Kemuning, adiknya yang meninggal dalam kecelakaan sebuah pendakian.

Komentar