Gadis Cilik dan Lelaki Kecil

Gadis cilik itu terlihat semangat. Walau matahari sangat terik siang ini. Mulutnya bersenandung riang. Ia digandeng oleh anak laki-laki yang usianya tidak terpaut jauh.

Mereka berteduh dari sengatan matahari. Di bawah pohon dekat halte bus. Anak laki-laki itu mengeluarkan botol minum, yang airnya hanya setengah.

"Minum?" kata anak laki-laki itu.

Gadis cilik menggeleng, "Aku belum haus," katanya sambil menelan ludah. Membasahi kerongkongannya yang kering.

Laki-laki kecil mengeluarkan uang dari kantong celananya. Meluruskan beberapa lembar ribuan yang lecek. Menghitungnya bersama recehan yang tidak banyak.

"Kamu lapar?" tanya anak laki-laki itu.

Lagi-lagi gadis cilik hanya menggeleng. Memegangi perut yang keroncongan. Senyum tidak pernah lepas dari bibirnya.

"Kakak mau beli makanan dulu, kamu tunggu di sini, ya, jangan ke mana-mana."

Kata anak lelaki kecil yang ternyata kakak dari gadis cilik itu. Ia tahu, jika adiknya sedang membohonginya.

Ada hal yang membuatku tertarik memperhatikan mereka. Bukan karena mereka anak kecil dengan pakaian lusuh. Tetapi karena sang kakak tidak pernah melepaskan genggaman adiknya.

Aku menghampiri mereka, sebelum lelaki kecil itu pergi. Mereka menyambutku ramah. Tidak ada rasa curiga di matanya.

"Mau ikut kakak? Kita makan di warung sana," kataku sambil menunjuk tempat makan cepat saji.

Gadis cilik menjawab dengan semangat. Lelaki kecil tidak punya pilihan. Ia mengikuti keinginan adiknya yang terlihat bahagia.

Komentar