Gadis Kecil ( Part 2)
Kami bertemu pada jam yang sama. Di sebuah bukit yang landai. Setelah kemarin berjanji untuk kembali melihat senja bersama.
Kali ini bajunya berwarna kuning. Kunciran di kepalanya masih sama. Dua ikatan tidak sejajar, dengan pita berwarna hijau di masing-masing bagian.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku kemarin." Tanpa canggung ia menagih penjelasanku.
"Kamu tidak tau doa?"
Ia menggeleng mantap.
Aku bersila di hadapannya. Meyakinkan diriku akan jawabannya. Ia mengangguk yakin. Seakan mengatahui ketidakpercayaanku.
"Doa itu berbicara kepada Tuhan. Kamu bebas meminta apapun kepada-Nya."
"Caranya? Mereka tidak pernah mengajarkanku" Matanya berbinar terlihat sangat antusias.
"Kamu bisa memejamkan mata, melipat tanganmu. Dengan berdiri, berlutut atau bersujud." Ia mengangguk. Mempraktikan apa yang aku katakan.
"Tuhan, aku ingin bertemu dengan ibu." Ia berkata lantang dengan mata yang terpejam.
Aku berbisik di telinganya, " Tidak perlu suara yang kuat. Tuhan mendengar apa yang ada di hatimu." Aku menyentuh dadanya lembut.
Matanya kembali terbuka. Menatapku heran. Aku melihat sekeliling dengan waspada. Ia mengikuti gerakkanku. Melihat sekeliling, lalu menggeleng, "Tidak ada siapa-siapa."
"Suaramu tidak perlu keras. Nanti doamu akan dicuri orang, jika mereka mendengarnya." Mukaku panas, menahan tawa.
"Kamu bohong." Ia memalingkan wajah.
Aku tertawa lepas, sambil membenarkan ikatan rambutnya.
"Jika kamu berdoa, pergilah ke tempat sepi. Tutup pintu kamarmu. Pelankan suaramu. Agar kamu bisa berdua saja berbicara dengan Nya."
Ia berlari. Menghilang di balik pohon. Meninggalkanku bersama langit yang mulai gelap.
Komentar
Posting Komentar