Dua Ratus Kata

Malam ini rasanya tulisan saya akan kacau, lebih kacau dari tulisan-tulisan sebelumnya. Dari awal mengikuti 30 DWC jilid 29 hanya untuk menghijaukan ladang. Sampai hari ke 15 ladang saya masih dengan warna senada.

Dikarenakan tujuan saya hanya menghijaukan ladang, dan saya merasa ada kemunduran dari tulisan yang diposting. Saya tidak lagi memikirkan isi, yang penting cukup 200 kata.

Seperti malam ini, sesungguhnya saya mengantuk dan malas sekali untuk mengeksekusi ide dalam cerita, maka jadilah tulisan yang asal dan tidak bermutu ini. Mata saya sulit diajak kerja sama tapi tangan saya sedang berusaha menyelesaikan tugasnya sampai 200 kata.

Baiklah, saya akan mencoba bercerita tentang seseorang. Bagi yang sudah baca beberapa cerita saya, pasti tidak asing lagi dengan nama Diorama. Mungkin banyak yang bertanya apakah karakter Diorama iti nyata atau tidak. Saya akan menjawabnya di sini

Sosok Diorama itu nyata, tetapi saya ganti nama aslinya. Kisah-kisah Diorama ada yang nyata ada yang hanya imajinasi saya. Imajinasi saya terbentuk dari keinginan di dunia nyata yang tidak terwujud. Apakah perasaan karakter Senja kepada Diorama itu sungguhan? Saya jawab, ya. Di kehidupan nyata perasaan untuk Diorama hanya bisa saya pendam, dan saya tutup rapat-rapat.

Sepertinya sudah mencapai 200 kata. Mata saya terasa bahagia—tidak jadi mengantuk. Mari bermain game kembali

Komentar