Sigi dan Semut Kecil

Sigi sedang asyik membaca, tanpa disadari remah-remah roti yang ia makan berjatuhan di lantai. Tidak beberapa lama, ada sesuatu yang berjalan di kaki Sigi kecil. 
"Awww ...." Sigi berteriak sambil menepuk-nepuk kakinya.

Ibu dan abah segera menghampiri setelah mendegar teriakan Sigi kecil. 
"Ada yang gigit kaki aku," katanya. 
Abah menggendong Sigi kecil turun dari kursinya. 

"Lihat itu." Ibu menunjuk segerombolan semut kecil di sekitaran kursi tempat Sigi duduk. 

"Itu apa?" tanya Sigi penasaran. 

Abah menurunkan Sigi kecil dari gendongan. Ia mendekati segerombolan semut. 
"Semut," jawab ibu.
"Kenapa dia berkumpul di situ dan lihat ada yang sedang berbaris juga." Sigi kecil terkagum-kagum dengan hewan tersebut.

"Lihat itu, remah-remah roti yang tadi Sigi makan berantakan, kan? Makanya semut pada datang," kata ibu.

"Semut akan datang jika ada makanannya, dan mereka akan membawa makanan-makanan itu secara bersama-sama." Abah melanjutkan penjelasan ibu tadi kepada Sigi kecil.


"Dibawa ke mana, Bah?"
"Dibawa ke sarangnya. Buat persediaan makanannya."
"Sarangnya di mana?" tanya Sigi penasaran.
"Bisa di mana saja. Ada yang di tanah dan juga ada yang di pohon."
"Tapi kok semut jahat. Tadi dia gigit aku." Sigi kecil memasang wajah sedih
"Semut tidak jahat.  Mungkin mereka pikir, kaki Sigi itu makanannya." Ibu dan abah tertawa bersama, tetapi Sigi kecil memanyunkan bibirnya.



Komentar