Surat Dalam Tas (Bag.2)

Kerumunan semakin banyak. Orang saling berbisik dan berbicara dengan kenalannya.

"Eh, itukan anak yang ibunya bunuh diri ketabrak kereta tadi sore." Kata seorang wanita pada teman wanita di sebelahnya sambil menunjuk Lintang

Ayah Diorama terkejut mendengar kata-kata wanita itu. Ia segera menggendong Lintang membawanya pergi—menjauhi kerumunan. Satu tangannya menggendong Lintang dan tangan lainnya membawa tas hitam milik Lintang, sedangkan Diorama menggenggam baju belakang ayah agar tidak tertinggal.

Ayah membawa mereka ke dalam mobil. Lintang diturunkan di bangku penumpang belakang. 

"Kita pulang, ya." Wajah ayah Diorama menenangkan tangis Lintang.

"Katanya mau makan," ucap Diorama sambil cemberut.

"Iya, nanti. Sekarang kita pulang dulu. Diorama duduk di belakang bareng Lintang, ya."

"Nggak mau pulang. Maunya makan dulu," rengek Diorama. 


"Kasian adek Lintangnya, tuh. Dia kecapean. Kita makan di rumah aja, ya. Kan ibu udah masak ayam goreng tadi." Ayah Diorama masuk ke dalam mobil, duduk di belakang kemudi. Sambil cemberut dan menghentakkan kaki, Diorama masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan mereka hanya diam membisu, asyik dengan perasaannya masing-masing. Ayah yang masih bingung dengan kejadian yang baru terjadi. Diorama yang kesal karena tidak jadi makan di luar karena anak di sebelahnya, dan Lintang yang perasaannya campur aduk. Kehilangan tempat berlindungnya dan pertemuan dengan orang yang tidak dikenalnya.

Komentar