Sigi Kecil dan Anak Kucing Belang Tiga

Di suatu sore yang cerah, Sigi kecil bersama abah dan ibu berjalan menuju taman. Mereka berjalan sambil bersenandung menyanyikan lagu, di pucuk pohon cempaka burung kutilang berbunyi... 

Di sela-sela nyanyian mereka, ada suara kucing kecil yang ikut meramaikan suasana.
Sigi kecil berputar mencari sumber suara itu. Lalu...
"Aduh, " teriak sigi kecil yang sudah terjatuh. 
Di sebelahnya ada seekor anak kucing belang tiga menggerak-gerakan buntutnya.
 
Sambil cemberut Sigi kecil menendang anak kucing belang tiga itu. Untung saja anak kucing cepat menghindar, lalu berputar mengelilingi Sigi yang masih duduk di tanah sambil terus berusaha menendang-nendang ke arah anak kucing itu.
Semakin cepat kaki Sigi bergerak semakin lincah anak kucing itu mengelak. 

Sigi kecil semakin kesal karena ia tidak berhasil mengenai anak kucing. Lalu, ia menangis karena kesal. Ibu hanya tersenyum melihat tingkah Sigi. Dan aabah membantunya berdiri sambil menepuk-nepuk celana membersihkan dari kotoran. 

Abah bertanya pada Sigi kecil, kenapa ia menangis.
Sigi kecil menjawab sambil mengusap sisa air matanya, "Anak kucing itu membuat aku jatuh. Aku ingin membalasnya, tapi tidak kena."

Lalu abah memeluknya sejenak, dan berkata pada Sigi kecil yang masih menangis, "Sigi terjatuh bukan karena anak kucing itu, tapi karena tidak memperhatikan jalan."
"Terus kenapa anak kucingnya lari-lari deket aku?" Kata Sigi
"Anak kucing itu mengira kalau Sigi mengajaknya bermain," ujar abah. 
Sigi kecil tidak lagi cemberut. Ia menggandeng tangan abah dan ibu. Dan membiarkan anak kucing belang tiga berjalan di depannya


Komentar